Berita Media, yang menyajikan judul Tawuran Terjadi disaat Peringatan Hari Guru pada tanggal 25 November 2022, baru-baru ini sungguh mencenagangkan. Disaat kita memperingati Hari Guru, malah kita disajikan peristiwa yang memilukan tentang tewasnya pelajar yang terlibat tawuran antar pelajar di Jalan Kaptem Sumarsono Sunggal, Kota Medan. Dalam insiden itu, seorang pelajar yang masih mengenakan seragam pramuka meninggal dengan tubuh penuh luka bacokan.

Atas peristiwa ini, Ketua BAHU Nasdem Sumut Ariffani, SH angkat bicara. "Satu kata, Miris dan Tragis!. Kejadian tawuran ini harus menjadi bahan refleksi dan intropeksi bagi bangsa ini, bagi masyarakat, orangtua, terutama para guru. Pasti  ada yang salah dalam system pendidikan di Indonesia raya ini. Masak tawuran menjadi sebuah istilah “Ekstra kurikuler”. Sebagai pimpinan tertinggi yang membawahi  istitusi pendidikan setara Sekolah Menengah Umumu/Atas (SMU/SMA),  di Sumatera Utara, maka kami meminta Gubernur Sumatera Utara untuk segera melakukan tindakan segera dan darurat. Segera pangggil Kepada Dinas Pendidikan Propsu dan seluruh Kepala Sekolah SMU/SMA di Sumatera Utara untuk duduk bersama, lakukan eveluasi dan selanjutnya menyusun program-program pencegahan dan penanggulangan masalah tawuran ini. Tawuran menjadi fenomena telah terjadinya pergesaran nilai social, ini tidak bisa dibiarkan sampai nanti semakin besar. Harus segera dicagah agar masa depan bangsa ini tidak semakin rusak, kami berkeyakinan ada persolan social yang telah salah yang menjadi latarbelakang permasalahn ini. Pemerintah harus memberikan perhatian yang serius terhadap aksi tawuran yang dilakukan pelajar ini, karena tawuran  ini sebagai sinyal tentang adanya konflik social dan pergeseran nilai, jika tidak ditangani dengan baik maka akan dapat mengganggu keamanan wilayah dan keamaanan  nasional. Kita tidak bisa membiarkan fenomena ini terus terjadi, sehingga mereka dengan seenaknya melakukan perbuatan criminal ini.



Ditambahkannya, “Mosok iya, tawuran sampai menjadi sebuah tren dikalangan pelajar, membunuh menjadi sebuah kesenanagan dan merasa tidak ada rasa bersalahnya. Ini kan sungguh luar biasa diluar nalar kita. BAHU meminta Gubernur Edy Ramayadi untuk segera menginstruksikan pada Dinas Pendidikan Propinsi, Kabupaten/Kota, Kepala sekoleh SMA/SMU untuk segera mengatisipasi dengan melakukan (1) Membuat peraturan sekolah yang tegas bagi pelajar yang terlibat dalam tawuran. (2) Memberikan Pendidikan/pelajaran Anti Tawuran sehingga pelajar memahami bahayanya Tawuran dan tau cara mengantisipasi terjadinya tawuran. (3) Membuka konseling bagi pelajar yang cenderung memiliki kepribadian keekerasan, menidentifikasi penyebab terjadnya tawuran. (4) Perlu membuat kolaborasi belajar bersama antar sekolah, yang sangat efekti untuk membangun hubungan baik antar pelajar. (5) Membuat Program Ekstrakurikuler Anti Tawuran, dengan bentuk ekskul yang benar-benar menyentuh semua pelajar. (6) Meng evaluasi sytem pembelajaran yang selama ini diterapkan. (7) Meminta pada Pemerintah untuk menyediakan saran Bus Sekolah Gratis. Sepertinya hanpir 80% pelajar yang menggunakan  sepeda motor tidak memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi), terutama pelajar SMU/SMA,  sepertinya ada dugaan pembiayaran dalam hal ini baik oleh sekolah maupun pihak Kepolisian, coba cek, ada kemungkinan hampir tidak ada lagi razia SIM terhadap pelajarkan!, tutup Ariffani,SH yang juga Advokat dari kantor hokum PERISAI KEADILAN.